Senin, 01 Oktober 2012

Gastroenteritis Anak

 

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN GED


PENGERTIAN
Gastroentritis atau diare akut adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih  dari 3 kali perhari dengan tinja berbentuk cair /setengah padat dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram.


ETIOLOGI
1.    Faktor infeksi : Bakteri  
2.    Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang.

TANDA DAN GEJALA
1.              Defekasi cair lebih dari 3 kali
2.              Anak menjadi rewel dan gelisah
3.              Tonus otot menurun
4.              Muntah
5.              Demam sub febris
6.              Nyeri abdomen
7.              Membran mukosa mulut kering
8.              Fontanela anterior cekung ( bayi yang kurang 18 bln)
9.              Kehilangan berat badan
10.          Lemah
KOMPLIKASI :
1.    Akut
a.         Dehidrasi:
      Derajat dehidrasi

Ringan
Sedang
Berat
BB
( % kehilangan )
4-5
6-9
7-10
Keadaan Umum
Haus, sadar
Haus, gelisah, letargi
Mengantuk,dingin, berkeringat
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Turgor jaringan
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Membran mukosa
Basah
Kering
Sangat kering
Tekanan darah
Normal
Normal / rendah
<90mmHg,mungkin tidak dapat diukur
BAK
Normal
Menurun / keruh
Oliguria
Nadi
Normal
Cepat
Cepat,lemah,mungkin tidak teraba
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Fontanela anterior
Normal
Cekung
Sangat cekung
Defisit cairan ( ml/ kg )
40-50
60-90
>100

a.         Intoleran laktosa
Laktosa adalah karbohidrat terpenting dalam ASI dan susu formula. Hampir semua laktosa yang masuk usus halus dihidrolisis menjadi glukosa dan galaktosa oleh enzim laktase yang terdapat pada mikrovili sel epitel usus halus. Hasil hidrolisis akan diabsorpsi dan masuk ke dalam aliran darah sebagai nutrisi. Pada diare (terutama akibat rotavirus) terjadi kerusakan mikrofili sehingga terjadi defisiensi laktase sekunder.  Intoleransi laktosa adalah gejala klinis akibat tidak terhidrolisisnya laktosa secara optimal di dalam usus halus akibat defisiensi laktase, yaitu diare profus, kembung, nyeri perut, muntah, sering flatus, merah di sekitar anus, dan tinja berbau asam.
b.         Kejang
Disebabkan oleh kuman shigela yang mengeluarkan toksik berupa Shigatoksik yang dapat menembus sampai ke SSP.
c.          Hipovolemik
2.    Kronik:
ü        Malnutrisi
ü        Hipoglikemi
ü        Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

PATOFISIOLOGI
a.    Gangguan absorbsi
Yang disebabkan oleh malabsorbsi makanan,KKP,atau bayi berat badan lahir   rendah dan bayi baru lahir selain itu toxin dari rotavirus menghancurkan vili sehingga fungsi absorbsinya terganggu dan terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap ke duanya  menyebabkan  tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus.Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b.    Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (mis: toxin akibat infeksi rotavirus,kuman pathogen dan apatogen) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit kedalam rongga usus dan timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.


Untuk membedakan penyebab diare akibat gangguan absorbsi atau ekskresi adalah dengan cara bayi dipuasakan sementara :
                Jika dipuasakan dan bayi tetap diare, maka terdapat gangguan fungsi sekresinya
                Jika dipuasakan dan diare berhenti , maka menunjukan terjadinya gangguan pada fungsi absorbsi
PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan dan jumlah cairan.
ü Jenis cairan
Cairan peroral :
Pada pasien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa cairan yang berisi Na ( 75 mMol/l),Cl ( 65 mMol/l),  glukosa ( 75 mMol/l), K (20 mMol/l), HCO3 (30 mMol/l), Sitrat (10 mMol/l) dan osmolitas (245 mMol/l). Formula lengkap sering disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat sendiri (formula tidak lengkap) hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan sukrosa),
      1). Belum ada dehidrasi
             Peroral sebanyak anak mau minum atau 1 gelas tiap defekasi.
2). Dehidrasi ringan
1 jam pertama : 25 – 50 ml/kg BB per oral (intragastrik). Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari. Secara IV      
3). Dehidrasi sedang
1 jam pertama : 50 – 100 ml/kg BB peroral /intragastrik (sonde). Selanjutnya ; 125 ml/kg BB/hari.

 4). Dehidrasi berat
a. Untuk anak umur 1 bulan – 2 tahun, berat badan 3 – 10 kg    yaitu
ü 1 jam pertama : 40 ml/kg BB / jam = 10 tetes / kg BB /menit (set infus berukuran 1 ml = 15 tetes) atau 13 tetes / kg BB /menit (set infus 1 ml : 20 tetes).
ü 7 jam berikutnya : 12 ml /kg BB/jam = 33 tetes / kg BB/ m atau 4 tetes / kg BB/menit.
16 jam berikutnya : 125 ml/kg BB oralit peroral atau intragastrik. Bila anak tidak mau minum, teruskan dengan intravena 2 atau 3 tetes/kgBB/menit.
b.                                  Untuk anak lebih dari 2,5 tahun dengan BB 10 - 15 kg :
o  1 jam pertama : 30 ml /kg BB/jam = 8 atau 10 tetes/kgBB/menit.
o  7 jam berikutnya : 10 ml /kg BB /jam = 3 Atau 4 tetes/kgBB/menit.
o  16 jam berikutnya : 125 ml /kg BB oralit peroral atau intragastrik.
c.                                   Untuk bayi baru lahir (neonatus) dengan BB 20 -25 kg.
Kebutuhan cairan : 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml /kg bb /24 jam.
Jenis cairan 4 : 1 (4 bagian glukosa 5 % + 1 bagian NaHCO­3­ 1 %) dengan kecepatan 4 jam pertama = 25 ml/kgBB/jam atau 6 tetes/kgBB/menit, 8 tetes/kgBB/menit.
20 jam berikutnya 150 ml /kgBB/20 jam = 2 tetes/kgBB/ menit atau 2 ½ tetes/kgBB/menit.

Derajat dehidrasi
Kebutuhan cairan
Jenis cairan
Cara/lama pemberian
Berat (10%)
+30ml/kg/jam
RL
IV / 1 jam
Sedang (6-9%)
+70ml/kg/jam
RL
½ Darrow
IV / 3 jam
IG / 3 jam (oralit)
Ringan (5%)
+50ml/kg/jam
½ Darrow
Oralit
IV / 3 jam
IG / oralit
Tanpa dehidrasi
10-20 ml/kg setiap diare
Oralit / cairan rumah tangga
Oral

A.  Pemberian cairan intravena (biasanya RL).  RL mengandung Na+  130 mEq/liter, K+  4 mEq/liter, Cl- 109 mEq/liter dan Ca++  mEq/liter.
      Pemberian cairan infuse :
Ø Water set à factor tetesan 20 dan 15 tts. Diindikasikan untuk pasien dewasa atau anak-anak usia sekolah, digunakan untuk pemakaian pemberian cairan infuse seperti RL,D 5%, NaCl 0,9%. Jumlah cairan yang diberikan adalah dalam jumlah banyak dan untuk waktu yang cepat ( grojok )
Ø Precetion set à factor tetesan 60 tts. Biasanya digunakan untuk obat-obatan atau kemoterapi seperti manitol dan pada bayi digunakan untuk pembatasan cairan. Penggunaannya untuk jumlah cairan yang sedikit dan dibutuhkan dalam waktu yang singkat.
Ø Pediatric set à factor tetesan 60 tts. Digunakan pada bayi/anak.
Ø Blood set à factor tetesan 15 tts. Digunakan untuk tranfusi darah


Ø Rumus penghitungan tetesan infuse:
Jumlah cairan X factor tetesan
                                                                   Waktu(jam) X 60
B. Minum sesuai dengan usia :
Usia
BB (kg)
Kebutuhan air total per 24 jam (ml)
3 hari
3,0
250-300
10 hari
3,2
400-500
3 bln
5,4
750-850
6 bln
7,3
950-1100
9 bln
8,6
1100-1250
1 thn
9,5
1150-1300
2 thn
11,8
1350-1500
4 thn
16,2
1600-1800
6 thn
20,0
1800-2000
10 thn
28,7
2000-2500
14 thn
45,0
2000-2700
18 thn
54,0
2200-2700

Bisa dengan rumus berikut ini :
BB                                           Kebutuhan air (perhari)
sampai 10 kg                      100ml/kgBB
11 – 20 kg                            1000ml+50ml/kgBB
> 20 kg                                  1500ml+20ml/kgBB

2. Dietetik
  • Pada bayi dengan  ASI
ASI dilanjutkan  bersama – sama dengan oralit, selang – seling.Pada bayi berumur lebih dari 4 bulan (sudah mendapat buah – buahan,makan tambahan I & II) dilanjutkan dengan fase readaptasi, sedikit demi sedikit makanan diberikan kembali seperti sebelum sakit.
  • Pada bayi dengan susu formula
Diberikan oralit, selang – seling dengan susu formula. Jika bayi telah mendapat makanan tambahan (umur > 4 bln) untuk sementara dihentikan, diberikan sedikit demi sedikit mulai hari ke 3.
  • Anak – anak berumur lebih dari 1 tahun
*Dengan gizi jelek (BB < 7 kg), realimentasi sama dengan bayi
*Dengan gizi baik, realimentasi diberikan sbb:
  Hari 1 : oralit dan bubur tanpa sayur serta pisang
  Hari 2 : bubur dengan sayur
  Hari 3 : makanan biasa.
1.    Obat-obatan.
  1. Zink
-       10 mg untuk usia < 6 bulan
-       20 mg untuk usia > 6 bulan
  1. Obat anti sekresi : dosis 25 mg /tahun dengan dosis minimum 30 mg. 
Klorpromazin dosis 0,5 – 1 mg /kg bb /hari.
  1. Antibiotik :
1.    Kolera            
§   Tetrasiklin 50mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 2 hari )
§   Furasolidon 5mg/kg/hari dibagi 4 dosis ( 3 hari )
2.    Shigella           : Trimetoprim 5-10mg/kg/hari
3.    Sulfametoksasol 25-50mg/kg/hari   Dibagi 2 dosis ( 5 hari )
4.    Asam Nalidiksat : 55mg/kg/hr , 4 dosis (5 hr )
5.    Amebiasis :     Metronidasol 30mg/kg/hr, 4 dosis ( 5-10 hari)
6.    Giardiasis  :     Metronidasol 15mg/kg/hr, 4 dosis ( 5 hari )


 

DAFTAR PUSTAKA

Capernito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan/ Lynda Juall Capenito. Jakarta : EGC.

Departemen Kesehatan RI. 1993. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Hambleton, Garry. 1995. Manual Ilmu Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Jakarta: Binarupa Aksara

Mansjoer, Arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Ed 4. Jakarta: Media Aesculapius
Neilson, Joan.1987. Perawatan Bayi Tahun Pertama/Joan Nelson;Alih bahasa,Yustina Rostiawati dan Gianto Widianto. Jakarta: Arcan

Wyeth. Permata Hatiku. Mitra Gizi Keluarga
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC




ns-nining.blogspot.com